Kegiatan Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-109 tahun 2020 Komando Distrik Militer (Kodim) 0601 Pandeglang, yang dilaksanakan di Kecamatan Patia, Kabupaten Pandeglang, pembukaan akses jalan sepanjang 3,4 kilomater yang menghubungkan tiga desa, yakni Desa Patia, Desa Babakan Kesik dan Desa Pasir Kadu, progress pengerjaan sudah 100 persen selesai dikerjakan.
Kegiatan tersebut telah berjalan selama 1 bulan, yang dibuka pada tanggal 22 September 2020 dan penutupan kegiatan TMMD ke 109 akan digelar pada Rabu 21 Oktober 2020 besok.
Dalam kegiatan TMMD ke 109 Kodim 0601 Pandeglang ini menerjunkan sedikitnya 150 personel gabungan TNI Polri, Kodim, Polres, BPBD, SAR, Batalyon 320, Dinas Kesehatan, Denbekang dan Detasemen Kesehatan Korem serta 50 orang masyarakat secara bergantian.
“Untuk TMMD ke 109 Kodim 0601 Pandeglang tahun 2020 ini di prioritaskan pada dua sasaran pokok, yaitu sasaran fisik dan non fisik. Kita buat sasaran fisik dan non fisik, sasaran fisiknya kita buat pembukaan jalan, panjangnya 3340 meter dengan lebar 8 meter. Alhamdulillah progres pengerjaan sudah 100 persen,” kata Komandan Kodim (Dandim) 0601 Pandeglang, Letkol Kav Dedi Setiadi saat ditemui Tim Media, Senin (19/10/2020).
Kemudian, ujar Dandim, pemasangan gorong- gorong sebanyak 8 buah serta sasaran tambahan berupa perehaban satu sarana ibadah.
“Untuk sasaran non fisik, yaitu berupa penyuluhan dari Instansi terkait, seperti penyuluhan KB dari BKKBN, penyuluhan pertanian dari dinas pertanian, penyuluhan hukum dari Polres Pandeglang, serta penyuluhan bidang lainnya,” terang Dandim Letkol Kav Dedi Setiadi.
Ia menambahkan, penyuluhan tersebut bertujuan untuk menumbuhkan inovasi dan kreativitas masyarakat dalam memberdayakan potensi daerahnya menuju kehidupan sosial masyarakat yang lebih baik dan meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Kegiatan TMMD ini merupakan sebuah upaya yang dilakukan oleh pihak TNI, untuk membantu Pemerintah Daerah Kabupaten Pandeglang dalam hal pembangunan infrastruktur,” jelas Dandim seraya berharap, dengan pembukaan jalan tersebut otomatis hasil-hasil pertanian dari masyarakat itu akan lebih mudah ke kota akan lebih mudah tempat penjualannya.
“Karena sebelumnya itu, masyarakat tidak bisa langsung ke kota, mereka berputar arah dulu sekitar 15 kilo, kini sekitar 15 menit mereka sudah sampai ke kota,” pungkasnya.